(sambungan dari: Rafi pergi berlibur ke Blitar! #1)
Datanglah hari sabtu, 12 juni 2010. Hari ini aku sudah pesan 2 tempat duduk di bus, untuk ibuku dan Rafi.
Jam 10 pagi, aku ajak Rafi bicara lagi. "mas Rafi, mas Rafi bener mau ikut yang ti ke Blitar?" iya jawabnya.
"Bunda ga ikut lho. Ga papa?" Jawabannya masih ga papa.
"Bunda ga ngantar mas Rafi ya. Bunda di rumah."
"Bunda di rumah ya? Bunda jagain dik Fa’iz ya?" kata Rafi, aku pun menjawab dengan iya.
Rafi lebih tatag (bahasa jawa yang artinya kuat/tega), jika ia pergi dari rumah dengan melihat orang2 yang disayanginya ada di rumah. Menurutku, mungkin dia berpikir, jika orang2 ada di rumah, maka ia tahu dimana ia harus mencari jika ia membutuhkan mereka.
Lain hal, jika aku berpisah di jalan (di suatu tempat asing), maka ada kemungkinan dia ga rela/tega untuk berpisah. Dan, hasil akhirnya kemungkinan dia akan berubah pikiran ga jadi ikut eyangnya.
Aku dan Fa’iz mengantar Rafi dan eyang putri ke depan rumah. Aku panggilkan becak. Dan merekapun berangkat naik becak. Setelah cium tangan, pamit dan salam, Rafi pun pergi diantar tukang becak ke jalan raya, untuk naik angkot 03. Rafi menoleh ke belakang dan melambaikan tangan. Aku dan Fa’iz pun turut melambaikan tangan.
"Baik-baik di jalan ya sayang," gumamku.
Untuk memastikan mereka baik2 saja, plus mengambil tiket dan membawa barang bawaan eyang, maka aku menyusul ke bus Rosalia - tajur Bogor, dengan menggunakan motor. Dengan catatan, jangan sampai Rafi melihat aku. Karena Rafi lebih merasa tenang jika bunda di rumah menjaga adiknya.
Aku sampai lebih dulu daripada mereka. Setelah membayar dan mengambil tiket, aku nitipkan barang2 eyang, perbekalan, serta tiketnya, ke petugas administrasi di pool itu.
Aku pun pergi ke warung di seberang jalan pool itu. Memesan 1 kelapa muda, untuk bisa duduk dan mengamati pool itu. Jam 12, Rafi dan eyang putri sampai di pool. Aku pun memesan indomie telor, agar bisa duduk lebih lama lagi. Karena bus berangkat jam 12.30.
Datanglah hari sabtu, 12 juni 2010. Hari ini aku sudah pesan 2 tempat duduk di bus, untuk ibuku dan Rafi.
Jam 10 pagi, aku ajak Rafi bicara lagi. "mas Rafi, mas Rafi bener mau ikut yang ti ke Blitar?" iya jawabnya.
"Bunda ga ikut lho. Ga papa?" Jawabannya masih ga papa.
"Bunda ga ngantar mas Rafi ya. Bunda di rumah."
"Bunda di rumah ya? Bunda jagain dik Fa’iz ya?" kata Rafi, aku pun menjawab dengan iya.
Rafi lebih tatag (bahasa jawa yang artinya kuat/tega), jika ia pergi dari rumah dengan melihat orang2 yang disayanginya ada di rumah. Menurutku, mungkin dia berpikir, jika orang2 ada di rumah, maka ia tahu dimana ia harus mencari jika ia membutuhkan mereka.
Lain hal, jika aku berpisah di jalan (di suatu tempat asing), maka ada kemungkinan dia ga rela/tega untuk berpisah. Dan, hasil akhirnya kemungkinan dia akan berubah pikiran ga jadi ikut eyangnya.
Aku dan Fa’iz mengantar Rafi dan eyang putri ke depan rumah. Aku panggilkan becak. Dan merekapun berangkat naik becak. Setelah cium tangan, pamit dan salam, Rafi pun pergi diantar tukang becak ke jalan raya, untuk naik angkot 03. Rafi menoleh ke belakang dan melambaikan tangan. Aku dan Fa’iz pun turut melambaikan tangan.
"Baik-baik di jalan ya sayang," gumamku.
Untuk memastikan mereka baik2 saja, plus mengambil tiket dan membawa barang bawaan eyang, maka aku menyusul ke bus Rosalia - tajur Bogor, dengan menggunakan motor. Dengan catatan, jangan sampai Rafi melihat aku. Karena Rafi lebih merasa tenang jika bunda di rumah menjaga adiknya.
Aku sampai lebih dulu daripada mereka. Setelah membayar dan mengambil tiket, aku nitipkan barang2 eyang, perbekalan, serta tiketnya, ke petugas administrasi di pool itu.
Aku pun pergi ke warung di seberang jalan pool itu. Memesan 1 kelapa muda, untuk bisa duduk dan mengamati pool itu. Jam 12, Rafi dan eyang putri sampai di pool. Aku pun memesan indomie telor, agar bisa duduk lebih lama lagi. Karena bus berangkat jam 12.30.
Pukul 12.35, bus berangkat meninggalkan lokasi, dengan membawa eyang putri dan Rafi untuk menuju Blitar.
Sampai ketemu lagi anakku. Semoga kau bisa menikmati liburanmu di Blitar, untuk pertama kalinya tanpa abi dan bunda. Semoga jiwa mandirimu semakin terpupuk.
I love you my son... I proud of you. I'll miss you ;)