Tuesday, September 27, 2011

Tanggung jawab! Mau?

Mungkin tidak banyak orang yang tahu film Barney, karena tidak ditayangkan di televisi. Terlepas dari itu, aku ingin berbagi satu kisah dalam satu seri Barney (dan masih banyak seri Barney lain yang telah aku tonton bareng dua pangeran kecilku yang semakin mengagumkan). 

Aku suka film dan lagu Barney. Meskipun serial yang hanya ada dalam VCD itu diperuntukkan untuk anak-anak, namun isinya bisa menjadi pembelajaran bagiku. Pembelajaran bagaimana cara berinteraksi yang baik dengan anak-anak. Bagaimana mengajarkan sopan santun, budi pekerti hingga menegur dengan cara yang baik, sehingga anak tidak ketakutan dan mau belajar dari kesalahan yang mereka buat. 



Salah satu seri Barney yang menarik bagiku adalah seri yang mengandung pelajaran bahwa anak perlu dididik sejak kecil untuk bertanggung jawab terhadap setiap kesalahan yang mereka buat. 

*** 

Adegan awalnya ketika Riff meminjam skuter BJ, BJ memperbolehkannya dengan pesan agar Riff berhati-hati. Barney memuji BJ yang mau berbagi mainan dengan temannya. Ketika barney dan BJ memuji ketangkasan Riff mengendarai skuter. Dengan sedikit sombong Riff mengatakan bahwa yang tadi belum ada apa-apanya, ia pun melaju kencang untuk menunjukkan bahwa ia bisa melakukan sesuatu yang lebih keren lagi. Barney dan BJ terus memperingatkan Riff untuk berhati-hati. Dan, Riff pun menabrak pohan dan skuter BJ patah. Skuter itu skuter kesayangan BJ. BJ kesal pada Riff, tapi dia tidak melampiaskannya pada kekerasan fisik yang sering kita lihat di TV-TV indonesia (tawuran, aniaya, pembunuhan, dsb). Ia hanya bilang bahwa ia sudah bilang ke Riff bahwa Riff harus berhati-hati dan ia menegaskan bahwa itu skuter kesayangannya. Dan kemudian Riff menyesal karena tidak berhati-hati. Ia menyanyi lagu "what a big mistake". 

Lagunya berisi pengakuan bahwa ia salah, dan karena ia melakukan kesalahan besar ia gemetar. Barney, yang berperan sebagai orang dewasa yang bijak, turut menyanyi. Ia mengawali dengan sebuah pengakuan, bahwa Riff sudah melakukan kesalahan. Namun ia menguatkan Riff, bahwa ia jangan ketakutan dan gemetar, karena Riff bisa belajar dari kesalahan. Riff terkejut, apa dia bisa belajar dari kesalahan yang ia buat? Tentu, jawab Barney. Barney pun menguatkan Riff, bahwa Riff bisa belajar dari kesalahan yang ia buat. 

Setelah mendapat insight dari Barney, Riff pun segera terpikirkan solusinya: ia akan membelikan BJ sebuah skuter. Barney mengingatkan, bahwa harga skuter tidak murah. Riff bilang, gpp aku akan cari uang. Tapi dia bingung bagaimana caranya. Dan, Barney memberi solusi, bahwa kadang orang menjual barang-barang lama mereka untuk mendapatkan uang. Riff pun langsung bersemangat, ia akan mengumpulkan mainan-mainan miliknya yang masih bagus dan sudah tidak ia mainkan. 

In the end of story, uang yang dikumpulkan BJ tidak cukup. Dan, mainan yang belum terbeli cuma 1, yaitu alat musik. Ternyata ada Mario yang menginginkan alat musik itu untuk dimainkan dalam band miliknya, tapi Mario tidak punya uang. Ketika Baby Bop (adik BJ) bercerita itu tidak akan menyelesaikan masalah Riff yang ingin mengganti skuter BJ yang patah, Mario langsung tanggap. Ia pulang mengambil skuter miliknya dan menukar dengan alat musik yang dimiliki Riff. 

So, BJ bisa memiliki kembali sebuah skuter keren karena Riff telah bertanggung jawab untuk menggantinya. 

*** 

Aku terpesona dengan cerita itu. Seandainya setiap orang berani bertanggung jawab atas kesalahan yang ia lakukan dan ia berani memperbaikinya. Betapa indahnya dunia ini. Setiap orang bergandeng tangan untuk mencari solusi. Dan tak perlu ada darah yang mengalir akibat kesalahan yang tidak dipertanggunjawabkan ataupun dendam. Damainya Indonesiaku. 

Riff salah, dan BJ tidak mengumpat atau menyalahkan ia terus menerus. Bahkan pada saat Riff berjualan, dia datang untuk bermain bersama Riff (meski ia tidak tahu Riff berjualan untuk mengganti skuternya). 

Aku jadi bermimpi, tidak ada lagi tayangan saling menyalahkan dan menjatuhkan orang/kelompok lain di (terutama) televisi. Aku bermimpi, setiap orang bukan sekadar mencari kesalahan yang terjadi. Namun, meneliti mengapa kesalahan itu bisa terjadi, belajar dari kesalahan untuk menemukan apa saja yang harus dilakukan agar tidak terulang kesalahan yang sama, serta mencari pemecahan masalah akibat kesalahan yang telah terjadi. 

Damainya Indonesiaku. 

24 agt 2011